BisaBasi background

Bawang merah

Bawang merah merupakan salah satu varietas bawang yang cukup populer dan banyak digunakan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Bawang merah memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan bawang bombay dan bawang putih, dan memiliki warna kulit yang cenderung merah keunguan. Tidak hanya berperan penting dalam menambah rasa dan aroma masakan, bawang merah juga dikenal memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan, seperti memperkuat sistem kekebalan tubuh dan membantu pengendalian gula darah.

Selain itu, bawang merah juga kaya akan antioksidan, senyawa yang berfungsi melawan radikal bebas dalam tubuh kita. Warna merah keunguan dari bawang merah merupakan indikasi kandungan antosianin, sejenis antioksidan yang sangat baik dalam melawan oksidasi dalam tubuh.

Apakah bawang merah bisa basi atau rusak?

Bisa rusak

Seperti halnya makanan atau bahan masak lainnya, bawang merah juga bisa menjadi rusak. Proses kerusakan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kondisi penyimpanan yang tidak tepat, suhu lingkungan, kelembaban, dan waktu. Terlebih lagi, bawang merah memiliki kandungan air yang cukup tinggi, yang bisa mempercepat proses kerusakan jika tidak ditangani dengan benar.

Biasanya, bawang merah yang sudah mulai rusak akan menunjukkan gejala tertentu, seperti tekstur yang menjadi lembut, bau yang tidak sedap, atau munculnya jamur. Meski demikian, perlu diingat bahwa bawang merah memiliki ketahanan yang cukup baik jika disimpan dengan benar.

Ketahanan bawang merah

Bawang merah yang disimpan dengan tepat dapat bertahan hingga beberapa bulan. Namun, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ketahanan bawang merah, seperti suhu dan kelembaban. Bawang merah paling baik disimpan pada suhu kamar dengan kelembaban rendah. Jika disimpan di tempat yang terlalu lembab, bawang merah bisa menjadi lembek dan cepat membusuk.

Bawang merah yang masih utuh dapat bertahan 2 sampai 4 minggu di suhu ruangan. Setelah dipotong, bawang merah dapat bertahan 5 sampai 7 hari jika disimpan dalam wadah tertutup di dalam kulkas.

Ketahanan bawang merah juga dipengaruhi oleh cara penanganannya saat penyimpanan. Misalnya, bawang merah harus disimpan dalam keadaan utuh, dan tidak boleh dicuci sebelum disimpan. Jika bawang merah dicuci sebelum disimpan, kandungan air yang ada di bawang merah akan mempercepat proses pembusukan.

Tanda atau ciri bawang merah basi atau rusak

Ada beberapa tanda yang dapat Anda perhatikan untuk mengetahui apakah bawang merah sudah basi atau rusak. Pertama, bawang merah yang basi biasanya akan memiliki tekstur yang lembek dan berlendir. Selain itu, bau yang dihasilkan juga akan berubah, menjadi tak sedap dan lebih kuat daripada biasanya.

Tanda lainnya adalah perubahan warna. Bawang merah yang mulai rusak biasanya akan berubah warna menjadi lebih gelap, dan mungkin mulai tumbuh jamur. Jika Anda melihat tanda-tanda ini, sebaiknya buang bawang merah tersebut dan jangan digunakan untuk masakan Anda.

Cara menyimpan bawang merah agar awet

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk membuat bawang merah lebih awet. Pertama, simpan bawang merah yang masih utuh (belum dikupas dan dihancurkan) di tempat yang terbuka, kering, dan sejuk. Bawang merah yang masih utuh butuh sirkulasi udara yang lancar agar tidak cepat berjamur.

Kedua, bawang merah yang sebaiknya disimpan dalam wadah yang dapat bernafas, seperti kantong kertas atau jaring. Wadah ini akan membantu sirkulasi udara dan mencegah kelembaban berlebih. Terakhir, hindari mencuci bawang merah sebelum menyimpannya. Kandungan air yang berlebihan dapat mempercepat proses pembusukan.

Jika bawang merah sudah dipotong atau dihaluskan, simpan di dalam wadah tertutup di dalam kulkas atau freezer. Suhu dingin dapat memperpanjang usia penyimpanan bawang merah yang sudah dipotong.

Dengan memahami karakteristik dan cara pengawetan bawang merah yang tepat, Anda dapat memanfaatkan bawang merah selama mungkin dan mendapatkan manfaat kesehatannya sebanyak-banyaknya. Selamat mencoba!